Kilas Garut News – Duta Pendidikan Kebudayaan IPI melakukan kunjungan ke Museum R. A. A Adiwidjaja yang bertempat di jalan simpang lima. Museum yang diambil dari nama bupati pertama Kabupaten Garut ini dipilih menjadi tempat kunjungan karena memiliki letak yang strategis, namun disayangkan banyak warga maupun pelajar Kabupaten Garut yang belum mengetahui keberadaanya. Jumat (29/10/2021)
Kunjungan tersebut juga didampingi oleh BEM KBM IPI yang terdiri dari Menteri serta staff Luar Negeri, Pendidikan, dan Seni Budaya. Kunjungan museum ini dilaksanakan sebagai salah satu upaya mengenalkan dan memberi informasi keberadaan museum di wilayah kota Garut. Letaknya yang strategis karena banyak di lalui khalayak umum ternyata masih tidak cukup untuk menyadarkan warga khususnya di Kabupaten Garut agar menjadikan museum sebagai salah satu ruang edukasi, sebagaimana pernyataan salah satu pengelola museum yang memaparkan peran keberadaan museum tersebut.
“Museum ini adalah satu tempat penyimpanan benda-benda cagar budaya, benda-benda peradaban islam, serta benda-benda masyarakat dulu di Garut yang mempunyai nilai sejarah—museum ini tidak banyak diketahui karena salah satu kendalanya adalah publikasi dan penyebaran informasi” tutur bapak Budi, salah satu pengelola museum R. A. A Adiwidjaja.
Tercatat sebanyak 136 benda yang menjadi jenis koleksi museum seperti; keris situs peradaban agama Islam yang terdiri dari 50 keris asli dan 62 berupa replika, miniatur atau market situs peradaban Islam di Kabupaten Garut maupun kampung adat, replika babancong (podium atau tempat para pejabat berpidato) maupun rumah adat, replika miniatur candi cangkuang, alat-alat tradisional, dan lain sebagainya. Selain benda-benda yang berada di museum Adiwidjaja, sebenarnya masih terdapat benda-benda bernilai sejarah di tempat lain, namun karena keterbatasan ruangan yang dirasa tidak akan cukup untuk menampungnya.
Dengan kondisi demikian, diharapkan bisa menjadi perhatian dari seluruh pihak, khususnya dari pemerintah untuk melakukan pembangunan atau perekontruksian bangunan yang lebih mendukung, serta dari masyarakat terutama kalangan palajar agar bisa berkontribusi menyebar luaskan edukasi maupun menginformasikan keberadaan museum tersebut.
“Harapan yang saya inginkan adalah museum di kabupaten Garut ini bisa mendapat perhatian lebih dari pemerintah, terutama dalam perluasan tempat guna mendukung kenyamanan pengunjung yang datang sehingga masyarakat juga ingin dan tertarik dengan sendirinya untuk mengunjungi museum. Selain dari kunjungan ke museum ini, kami juga akan mengagendakan kunjungan ke tempat lainnya” Tutur Saddam Maulana selaku salah satu Duta Pendidikan dan Kebudayaan IPI Garut.
Potensi dan beragam keunikan Garut perlu dilestarikan bersama, terkhusus dari para generasi muda sebagai pewaris budaya dan tradisi.
“Garut ini sangat kaya akan kebudayaan juga keseniannya. Saya berpesan kepada para generasi montong era nyarita Sunda. Karena warisan kiranya mudah untuk dipelihara dan digunakan, selagi ada kemauan melestarikan budaya sendiri” tambah Fadil, salah satu staff Seni dan Budaya BEM KBM IPI.
Menteri BEM KBM IPI yang lainnya juga mendukung kegiatan kunjungan yang diagendakan oleh Duta Pendidikan Kebudayaan IPI, terlihat dari proses kunjungan berlangsung, yang dari awal tetap membersamai hingga akhir.
“Bilamana ada kunjungan-kunjungan eksternal lainnya, Menteri Luar Negeri dan kawan-kawan siap untuk mendampingi dan membersamai, kita tinggal sambung komunikasi dan kordinasi saja selebihnya” pungkas Nanan Nugraha selaku Menteri Luar Negeri BEM KBM IPI.(Siti Sunduz/red*).