Kilas Garut News – Bupati Garut, Rudy Gunawan, dan Wakil Bupati Garut, dr. Helmi Budiman, menghadiri acara Pelepasan Purnabhakti Uu Saepudin, sekaligus peresmian Masjid Al-Fathiyah yang berlokasi di Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Garut, Jalan Terusan Pahlawan, Kecamaatn Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, Senin (3/1/2022). Masjid ini diresmikan secara langsung oleh Uu Saepudin dengan didampingi oleh Bupati Garut, dan Wakil Bupati Garut.
Dalam sambutannya, Bupati Garut menyampaikan bahwa sebetulnya dirinya sudah lama ingin memberikan penghormatan penuh kepada Aparatur Sipil Negara (ASN) yang memasuki purnabakti. Namun, penghormatan penuh ini baru bisa terlaksana pada pelepasan Pak Uu saja.
“Dilepas dengan penghormatan penuh seperti sekarang ini hanya Pak Haji Uu Saepudin dan ibu. Saya mohon nanti pak Sekda ya, saya dari dulu, saya ingin sebenarnya memberikan penghormatan karena orang itu _”datang katingali tarang, undur katingali punduk”_ ,” ujar Bupati Garut.
Ia juga mengatakan pelepasan Uu Saepudin terasa spesial, karena setelah mengabdi selama 36 tahun menjadi ASN di Lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut, diakhiri dengan peresmian sebuah masjid.
“Tentunya kita juga bersyukur hari ini di awal tahun kita bisa bersilaturahmi apalagi pelepasan Pak Haji Uu setelah 36 tahun mengabdi di akhiri dengan satu peresmian yaitu satu masjid yang diberi nama Al – Fathiyah yang dibangun oleh (dinas) lingkungan hidup, dipergunakan untuk berhabluminallah dan tentu juga habluminannas karena kan ada kantin di sebelahnya,” katanya.
Dalam kesempatan ini juga, Bupati Garut memaparkan bahwa selama menjadi ASN di Lingkungan Pemkab Garut, mantan Kepala DLH Garut ini banyak menorehkan prestasi, salah satunya yaitu dengan pembangunan _sanitary landfill_, sebagai sebuah sistem pengelolaan sampah yang digunakan di Kabupaten Garut.
“Tentu saya berharap Dinas Lingkungan Hidup yang sekarang ada ini menjadi bagian yang harus kita lakukan lagi langkah-langkahnya. karena sekarang itu salah satu tuntutan dari masyarakat sampah pengelolaannya bagaimana. Kalau di pemerintah daerah kurang truk ya kita nambah truk, kurang pegawai kita nambah pegawai. Tapi masyarakat juga (harus) disiplin buang sampah di tempatnya, karena kita punya (program) STBM yang digelorakan oleh Pak Maskut (Kadinkes Garut) sanitasi total berbasis masyarakat diantaranya adalah pengolahan sampah rumah tangga dan limbah rumah tangga,” papar Rudy.
Sementara itu, Uu Saepudin, yang hari ini dilepas atau memasuki masa purnabakti setelah mengabdi selama 36 tahun di lingkungan Pemkab Garut, mengungkapkan, dirinya termasuk orang yang paling bahagia dan bersyukur, karena selama menjalankan tugas-tugas selaku ASN selalu diberikan kemudahan oleh Allah SWT.
Ia juga menjelaskan, bahwa jabatan-jabatan yang pernah ia diterima merupakan sebuah kepercayaan dari pimpinan. Mulai dari masa kepemimpinan Bupati Garut ke 19 Taufik Hidayat sampai ke Bupati ke 26 sekarang Rudy Gunawan.
“Itu adalah karena kepercayaan dari pimpinan dari semasa Bupati nya Pak Haji Taufik Hidayat tahun 1986, sampai sekarang Januari tahun 2022 yang dipimpin oleh bupati kita dan pak wakil bupati, Bapak Haji Rudy Gunawan dan Bapak Dokter Helmi Budiman, saya tidak lepas tadi diberikan suatu kepercayaan yang penuh, tentu ini adalah suatu penghargaan buat saya terutama yang sekarang yang melepas saya, kepada bapak Bupati dan Wakil Bupati,” jelas Uu dalam sambutannya.
Ia juga menyampaikan permohonan maaf kepada Bupati dan Wakil Bupati Garut, karena ia merasa selama menjabat beberapa jabatan di lingkungan Pemkab Garut dirasa belum maksimal.
“Untuk itu pada kesempatan saat ini saya menyampaikan permohonan maaf kepada Pak Bupati dan Wakil, apabila selama saya menjabat sebagai kepala dinas, bahkan saya pernah dipercaya oleh Bapak menjadi pejabat Sekda Kabupaten Garut, (saya ucapkan) mohon maaf Pak Bupati Pak Wakil, (apabila) selama saya menjabat sebagai pejabat tersebut saya belum bisa memberikan kinerja yang maksimal, saya belum bisa memberikan apa yang diinginkan oleh Pak Bupati, tentu ini adalah karena keterbatasan saya, karena kekurangan saya, dan karena memang inilah saya, dan kemampuan saya.” tandasnya.(Deden Kurnia*).