Home / Kilas Ekonomi

Senin, 31 Oktober 2022 - 02:43 WIB

Tempe Di Pasaran Sulit Ditemukan, Pemkab Garut Segera Lakukan Operasi Pasar

KILASGARUTNEWS|Tempe – makanan berbahan dasar kedelai, sebagai salah satu santapan familiar masyarakat, katena selain harganya yang relatif murah, tempe pun menjadi salah satu makanan yang kaya nutrisi.

Namun, per hari Sabtu kemarin (29/10/2022), tempe sulit ditemukan di pasaran. “Hilang”nya keberadaan tempe ini disebabkan karena adanya mogok produksi yang dilakukan oleh perajin tempe yang ada di beberapa daerah termasuk di Kabupaten Garut.

Hal ini dibenarkan oleh salah satu Perajin Tempe asal Kecamatan Pangatikan, Kabupaten Garut, Robal Amin (25). Menurutnya, jika aksi mogok produksi ini karena bahan baku tempe yakni kedelai yang tidak stabil.

Ia mengungkapkan jika berdasarkan informasi dari paguyuban perajin tempe yang ada, aksi mogok produksi ini akan berjalan selama tiga hari dari hari Sabtu 29 Oktober 2022 hingga Senin 31 Oktober 2022.

“Ya kalau keinginan (dari aksi ini) sih pasti ada gitu, jadi dari bahan bakunya gitu sekarang yang nggak stabil gitu harganya, yang dulunya 9 ribu gitu kan sekarang kok jadi 14 ribu, 13 ribu gitu. Nah makanya dari semua perajin tempe itu menggelar aksi mogok produksi selama 3 hari,” ujar Amin ketika diwawancara saat ditemui di kediamannya.

Amin memaparkan saat ini harga jual tempe di pasaran masih relatif tetap, sedangkan harga bahan baku mengalami kenaikan. Sehingga hal tersebut, menjadi kendala yang ditemui oleh banyak perajin tempe.

Baca Juga :  Polsek Garut Kota Lakukan Pengawasan dan Dampingi Pendistribusian Beras

“Iya jadi kendala (dalam penjualan), terus kalau kita mau naikin harga langsung spontan gitu kan nggak mungkin gitu ya, namanya pembeli juga kan pasti berpikir loh ini kok jadi mahal banget kan gitu,” paparnya.

Bahkan untuk saat ini, imbuh Amin, daya beli tempe di pasaran pun berkurang, sehingga pihaknya mengurangi produksi tempe, dari biasanya 1.2 kwintal kini menjadi 70 kilogram.

“(Untuk pembeli sekarang) jelas berkurang, soalnya kan gimana ya jadi kita naikin harganya per potong itu 500 rupiah gitukan, jadi yang biasanya beli 20 ribu, jadi 15 ribu kan gitu, jadi 10 ribu gitu dikurangin belinya,” imbuh Amin.

Ia berharap di tengah kesulitan yang dihadapi para perajin tempe, pemerintah bisa hadir dengan salah satunya menstabilkan harga kedelai, agar para perajin bisa menentukan patokan modal pasti untuk memproduksi tempe.

Menanggapi hal itu, Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Energi, dan Sumber Daya Mineral (Disperindag ESDM) Garut, Nia Gania Karyana, menuturkan, kelangkaan dan naiknya harga kedelai ini menjadi masalah nasional.

Ia menjelaskan ada 3 faktor kelangkaan dan mahalnya kedelai ini, pertama kelangkaan kapal kargo dari negara luar ke Indonesia, kemudian kelangkaan kontainer, dan juga adanya faktor geopolitis.

“Nah, sehingga kalau kita memecahkan per kabupaten agak sulit, memang kebijakannya berada di Kementerian Perdagangan, dan ekspor impor, menurut informasi dari Departemen Pertanian bahwa kebutuhan kedelai itu sekitar 2.842.222 ton per tahun diperkirakan, ini bergantung kepada negara Amerika atau negara luar,” jelsnya.

Baca Juga :  Polsek Bayongbong Polres Garut Lakukan Monitoring Pengawasan Obat dan Makan

Permasalahan harga kedelai ini juga menjadi dilema tersendiri, karena berdasarkan keterangan dari Kadisperindag ESDM Garut, jika kedai impor itu mampu menjual ke Indonesia dengan harga 5 ribu, maka para petani kedelai lokal tidak akan mampu menjual dengan harga yang sama.

“Ini satu kondisi yang sebetulnya sangat menyakitkan, tatkala impor kedelai menjadi prioritas, sementara kacang kedelai kita tidak mampu memiliki daya saing (dan ini) tugas kita bersama,” katanya.

Sementara, berkaitan dengan kelangkaan tempe di pasaran, ia menilai jika masih ada pedagang-pedagang tempe yang berdagang, walaupun mengurangi dari sisi kuantitas produksinya.

Ia berujar jika pihaknya sudah diinstruksikan oleh Bupati Garut, Rudy Gunawan, untuk tetap menjaga stabilitas harga dan juga menjaga dagar distribusi barang tetap ada.

“Dan yang ketiga memberikan sebetulnya subsidi yang sedang kita kaji seperti apa jenis subsidinya, karena bagaimanapun ini memerlukan kajian yang cukup,” tandasnya.

Nia Gania menambahkan, dalam upaya menstabilkan harga, salah satunya  dengan menambah pasokan, di mana Pemerintah Kabupaten Garut melalui Disperindag telah melakukan koordinasi dengan bulog untuk operasi pasar bagi perajin tempe.

Selai itu, imbuhnya, harus juga didorong agar kedelai lokal memiliki daya saing dan menguntungkan petani, terlebih Indonesia sudah hampir 12 tahun bergantung pada kedelai impor.(Deden Kurnia).

Berita ini 4 kali dibaca

Share :

Baca Juga

Kilas Ekonomi

Pangdam III/Siliwangi Panen Raya Padi Demplot Bios 44 DC Di Cicalengka

Kilas Ekonomi

Kodim 0611/Garut Gelar Bazar Minyak Goreng, Vaksinasi Booster dan Pemberian Wakaf Al-Qur’an

Kilas Ekonomi

Pemkab Garut Salurkan Bantuan Untuk Beberapa Profesi yang Terdampak PPKM

Kilas Ekonomi

Tidak Ada Regulasi Yang Jelas, Pemkab Garut Atur HET LPG Sampai ke Pengecer

Kilas Ekonomi

Pemkab Garut Resmi Me-Launcing Bantuan Program Sembako Minyak Goreng

Kilas Ekonomi

UMKM Polres Garut dalam Lomba Ketangkasan Domba Garut Kapolres Cup

Kilas Ekonomi

Pemkab Garut Kembali Turunkan HET Gas 3 Kg

Kilas Ekonomi

PKS Gelar Kenduri Pangan Lokal, Lawan Impor dan Kembali ke Pangan Lokal