Kilas Garut News – Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Kabupaten Garut menggelar Sosialisasi dan Simulasi Tracer Covid-19 Dengan Aplikasi Silacak, berlangsung di Gedung Sarana Olahraga (SOR) Ciateul, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, Senin (2/8/2021). Kegiatan ini turut dihadiri oleh Wakil Bupati Garut, dr. Helmi Budiman, Dandim 0611 Garut, Letnan Kolonel CZI Deni Iskandar, dan Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Garut, AKBP Wirdhanto Hadicaksono.
Aplikasi Silacak (Sistem Informasi Pelacakan) sendiri merupakan program penguatan tracing dalam penanganan pandemi Covid-19.
Menurut Wabup Garut, kunci dari keberhasilan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) adalah dengan diikuti tracer yang cukup. Ia juga menyebutkan kondisi saat ini tracking, tracing maupun testing di Kabupaten Garut masih kurang.
“Nah, makanya mudah-mudahan dengan pendekatan bersama melibatkan TNI Polri, relawan ada pendekatan persuasif humanis mengajak kepada yang memang harus dilakukan tracking tracing itu mereka mau dilakukan,” ucap Wabup saat diwawancarai oleh tim media.
Wabup menuturkan untuk kinerja dari tim tracer ini adalah dengan melacak orang-orang yang kontak erat dengan pasien terkonfirmasi positif Covid-19.
“Kerjanya adalah bagaimana kita nanti kita melacak kalau lah misalkan ada yang positif kemudian harus ada yang dilacak misalkan berapa orang, 10 atau 15 orang inilah harus dikejar dilakukan tracking tracing agar tidak terjadi penularan. Jadi ini adalah untuk memutus penularan (Covid-19),” lanjutnya.
Sementara, Dandim 0611 Garut, Letnan Kolonel CZI Deni Iskandar menuturkan sosialisasi dan simulasi ini dilakukan sesuai perintah dari Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo yang disampaikan kepada Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan dengan tujuan agar pencarian orang yang terpapar Covid-19 bisa dilakukan dengan cepat.
Ia menambahkan, pihaknya akan terus melakukan langkah-langkah sinergis untuk mencapai target tracer yang semakin banyak dalam menangani Covid-19 di Kabupaten Garut.
“Dengan kontak erat yang harus kita capai 15-30 orang sehari, kayaknya dengan segala sumber daya manusia di puskesmas seluruh Kabupaten Garut tidaklah mungkin. Oleh karena itu Bapak Bupati mengambil kebijakan ini yang dilaksanakan oleh saya dan Kapolres sebagai penanggungjawab di lapangan akan kita lakukan dengan sebaik-baiknya,” ujarnya.
Letkol CZI Deni Iskandar menyampaikan pihaknya telah membagi tim di 67 puskesmas di seluruh Kabupaten Garut yang terdiri dari tenaga kesehatan, Babinsa, Bhabinkamtibmas dan relawan untuk menjadi tim tracer.
Sementara itu, Kapolres Garut mengatakan kolaborasi TNI Polri dan juga tenaga kesehatan ini sangat penting dilakukan mengingat sumber daya manusia yaitu tenaga kesehatan yang masih kurang.
“Harapannya tentunya nanti tracer dengan melaksanakan tracing yang baik, kemudian kita mengidentifikasi masyarakat kita yang terpapar dengan cepat. Baik yang terpapar maupun kontak eratnya, sehingga bisa dilakukan treatment yang baik sehingga kita bisa mengurangi angka kematian,” pungkasnya.