KILASGARUTNEWS.id|Dalam upaya mengembangkan keterampilan praktis mahasiswa di bidang pertanian, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Pertanian Universitas Garut (UNIGA), yang dipimpin oleh Ketua BEM Pandi Irawan, mengadakan kegiatan teknik okulasi atau tempel mata tunas pada bibit jeruk Garut. Kegiatan yang berlangsung di UPTD Balai Benih Tanaman Hortikultura Cisurupan, Garut, ini menggandeng Dinas Pertanian Kabupaten Garut sebagai mitra utama dalam memberikan materi dan bimbingan praktis kepada mahasiswa.
Kegiatan ini dirancang untuk menjembatani kesenjangan antara teori yang dipelajari di ruang kelas dengan praktik nyata di lapangan. Teknik okulasi, yang merupakan metode perbanyakan tanaman secara vegetatif, dipilih karena menjadi salah satu cara efektif untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas bibit jeruk unggulan khas Garut.
Ketua BEM Faperta UNIGA, Pandi Irawan, menjelaskan pentingnya kegiatan ini bagi pengembangan kompetensi mahasiswa. “Kami percaya bahwa mahasiswa tidak hanya membutuhkan pengetahuan teoritis, tetapi juga pengalaman langsung dalam mengaplikasikan ilmu tersebut. Kegiatan ini menjadi salah satu langkah kami untuk mempersiapkan generasi muda yang siap terjun ke dunia pertanian modern,” ujar Pandi.
“Pembelajaran ini menjadi salah satu luaran kami sebagai mahasiswa Faperta UNIGA, karena di fakultas kami terdapat berbagai jurusan, tidak hanya Agroteknologi, tetapi juga Peternakan, Ilmu dan Teknologi Pangan, serta Agribisnis. Dengan keberagaman jurusan ini, pembelajaran seperti ini sangat diperlukan untuk memperkuat pemahaman praktis dan memperluas wawasan lintas bidang, sehingga kami dapat berkontribusi lebih baik dalam pengembangan sektor pertanian dan pangan di masa depan,” tambah Pandi.
Anggota BEM KBM yang mengikuti kegiatan terlihat antusias mempelajari setiap tahapan teknik okulasi. Mereka mendapat bimbingan langsung dari para ahli dari Dinas Pertanian Kabupaten Garut, yang memberikan materi secara rinci mulai dari cara memilih mata tunas berkualitas, teknik pemotongan yang tepat, hingga langkah-langkah menempelkan mata tunas pada batang bawah.
“Mahasiswa terlihat sangat bersemangat mengikuti kegiatan ini. Kami senang bisa berbagi ilmu dan berharap apa yang mereka pelajari hari ini dapat bermanfaat untuk karier mereka ke depan,” ujar salah satu instruktur dari Dinas Pertanian.
Selain itu, mahasiswa juga diberikan kesempatan untuk mempraktikkan teknik tersebut secara mandiri, dengan pengawasan ketat dari para instruktur. Hal ini memberikan pengalaman belajar yang lebih mendalam, sekaligus meningkatkan rasa percaya diri mereka dalam menerapkan teknik ini di masa depan.
Pandi Irawan berharap kegiatan ini dapat memberikan dampak yang lebih luas, baik bagi mahasiswa maupun sektor pertanian di Garut. Menurutnya, teknik okulasi dapat menjadi solusi untuk menghasilkan bibit jeruk berkualitas tinggi yang mampu meningkatkan hasil produksi petani lokal.
“Melalui kegiatan ini, kami ingin mahasiswa tidak hanya belajar untuk diri mereka sendiri, tetapi juga memikirkan bagaimana ilmu yang mereka miliki bisa memberikan manfaat bagi masyarakat, khususnya petani lokal di Garut,” katanya.
Ia juga menegaskan pentingnya kolaborasi antara perguruan tinggi dan pemerintah daerah untuk menciptakan inovasi dalam pertanian. “Kami berharap kerja sama seperti ini dapat terus dilakukan, sehingga dapat melahirkan program-program yang lebih inovatif dan berkelanjutan,” tambahnya.
Kegiatan ini menjadi salah satu wujud nyata sinergi antara dunia akademik dan pemerintah dalam mendukung pengembangan pertanian berkelanjutan. Selain memberikan manfaat langsung kepada mahasiswa, kegiatan ini juga diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi perguruan tinggi lain untuk mengintegrasikan pembelajaran praktis ke dalam kurikulum mereka.
Dengan potensi besar yang dimiliki Garut sebagai salah satu daerah penghasil hortikultura berkualitas, kegiatan seperti ini diharapkan dapat menjadi langkah awal dalam menciptakan generasi petani muda yang inovatif, kompeten, dan siap menghadapi tantangan masa depan.(Deden Kurnia*).