KILASGARUTNEWS.id|Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Republik Indonesia, Letjen TNI Suharyanto, melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Garut pada Kamis (19/9/2024). Ia disambut langsung oleh Penjabat (Pj) Bupati Garut, Barnas Adjidin, beserta Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kabupaten Garut di Kantor Kecamatan Pasirwangi.
Kunjungan tersebut bertujuan untuk melaksanakan Rapat Koordinasi Penanganan Darurat Bencana Gempa Bumi yang mengguncang Kabupaten Garut pada Rabu (18/9/2024) dengan kekuatan magnitudo 4,9. Setelah rapat, Letjen TNI Suharyanto didampingi Pj Bupati Garut meninjau lokasi terdampak gempa di Desa Barusari, Kecamatan Pasirwangi.
Rakor turut dihadiri oleh Pj Gubernur Jawa Barat, Bey Machmudin, beberapa deputi BNPB RI, kepala dinas terkait di lingkungan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut, dan tamu undangan yang lainnya.
Usai rapat koordinasi, Letjen TNI Suharyanto, didampingi oleh Pj Bupati Garut, meninjau langsung lokasi terdampak bencana gempa bumi, tepatnya di wilayah Desa Barusari, Kecamatan Pasirwangi. Di lokasi kejadian, Kepala BNPB RI menyapa langsung masyarakat dampak gempa bumi.
Barnas Adjidin menyebutkan bahwa bencana gempa bumi ini berdampak pada 23 desa di enam kecamatan, menyebabkan kerusakan pada 1.244 rumah, 25 fasilitas sosial, dan 18 fasilitas pendidikan. Upaya penanganan darurat telah dilakukan, mulai dari penyelamatan korban, pendirian dapur umum, pengamanan barang-barang warga, serta penyelenggaraan trauma healing bagi anak-anak.
“Kami mencoba untuk mendistribusikan itu memanfaatkan fasilitas-fasilitas yang ada di wilayah, sehingga bantuan-bantuan permakanan itu bisa disampaikan,” ujar Barnas.
Pihaknya juga pastikan pelayanan kesehatan dan pendidikan tetap berjalan, serta personel BPBD Garut terus siaga di lapangan.
“Kami perintahkan pada jajaran BPBD Kabupaten Garut harus terus standby dan menampung berbagai hal-hal terjadi di lapangan,” ucapnya.
Sementara itu, Kepala BNPB, Letjen TNI Suharyanto menyatakan bahwa dampak gempa di Garut tidak seberat di Bandung, meski kerusakan tersebar di berbagai wilayah. Pemerintah, melalui BNPB, berjanji memperbaiki rumah dan infrastruktur yang rusak. Bantuan berupa rumah baru akan diberikan untuk kerusakan berat, sementara rumah dengan kerusakan sedang dan ringan akan menerima bantuan masing-masing sebesar Rp30 juta dan Rp15 juta akan diberikan sesuai mekanisme yang ada dan mengikuti hasil asesmen dari tim terkait.
“Intinya dari Pemerintah Kabupaten, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Pusat lewat BNPB ini akan menjamin kebutuhan dari para masyarakat terdampak, karena Pak Bupati juga sudah menetapkan status tanggap darurat,” tutur Letjen TNI Suharyanto.
Di tempat yang sama, Pj Gubernur Jawa Barat, Bey Machmudin, memaparkan, bahwa sejak kejadian bencana gempa bumi terjadi, pihaknya langsung berkoordinasi dengan BNPB RI. Ia pun mengapresiasi gerak cepat yang telah dilakukan oleh BNPB, dan menyampaikan pentingnya mitigasi bencana untuk masyarakat.
“Jadi pelajaran dari kemarin di Kabupaten Bandung, ada cerita satu anak dia selamat artinya tidak luka sama sekali, karena dia begitu gempa dia sembunyi langsung di bawah bangku, yang lainnya pada keluar, yang lainnya itu pada kena luka, jadi hal seperti itu kan harus diingatkan terus pada masyarakat,” tandasnya.
Pada acara ini, BNPB RI menyerahkan bantuan Dana Siap Pakai sebesar Rp250 juta dan logistik kepada Pemkab Garut, termasuk tenda, sembako, matras, dan alat-alat pendukung lainnya, yang diserahkan secara simbolis oleh Kepala BNPB dan Pj. Gubernur Jawa Barat kepada Pj Bupati Garut.
Berikut logistik dan peralatan yang diberikan oleh BNPB :
- Tenda Pengungsi 5 Unit
- Tenda Keluarga 50 Unit
- Sembako 200 Paket
- Hygiene Kit 200 Paket
- Matras 100 Lembar
- Selimut 100 Lembar
- Terpal 100 Lembar
- Kasur Lipat 50 Lembar
- Velbed 30 Unit
- Light Tower 2 Unit
- Pakaian Dewasa Pria 50 Paket
- Pakaian Dewasa Wanita 50 Paket
- Makanan Siap Saji 200 Paket
- Pakaian Anak/Bayu 50 Paket
- Pampers 30 Paket
- Pembalut Wanita 20 Paket
(red*).